Archive for Januari 2016
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Saudara-saudaraku yang baik, sebenarnya mungkin meski saya
menyebut kalian sebagai saudara, kalian tetap muak dan benci. Karena sedemikian
buruk dan negatifnya stigma mengenai Syiah yang melekat dalam otak-otak kalian.
Dan karena itu kalian tentu menolak dipanggil saudara, dipanggil sahabat dan
kawan pun (oleh saya yang diklaim Syiah) kalian akan menolak mentah-mentah.
Tapi mohon kali ini, izinkan saya untuk menyebut kalian adalah
saudara-saudaraku, kalaupun kalian menolak disebut saudara seagama saya, karena
(menurut kalian) Syiah itu kafir dan menjijikkan, setidaknya saudara dalam
kemanusiaan.
Saudaraku yang lembut hatinya. Saya minta maaf kalau tidak
habis pikir dengan besarnya kebencian dan permusuhan kalian terhadap Syiah.
Tentu sangat bisa dimengerti bahwa kebencian terhadap apapun yang menodai dan
mengusik keyakinan kita apalagi jika terkait dengan aqidah yang suci dan
tokoh-tokoh mulia yang memperkenalkannya, adalah sesuatu yang wajar. Namun
benarkah itu ada pada Syiah?. Sudahkah anda mengeceknya terlebih dulu? Sudahkah
ada sedikit saja memiliki upaya untuk mengenalnya dari orang Syiah sendiri dan
bukan hanya dari kubu yang membenci dan anti Syiah?. Kalau dikatakan tidak
berlaku tabayyun untuk Syiah, karena Syiah itu pendusta dan menjadikan taqiyah
bagian dari agamanya, kalian tetap punya kewajiban untuk bisa membeberkan
buktinya. Tersangka pelaku korupsi harus bisa dibuktikan di pengadilan bahwa dia
memang korupsi untuk kemudian menyematkan gelar koruptor padanya, meski dalam
kehidupan kesehariannya dia dikenal licin dan sangat lihai menutupi
kejahatannya. Begitupun kepada pelaku kriminal lainnya. Lantas mengapa hal itu
tidak berlaku untuk Syiah?. Apa ada perintah agama yang sedemikian tegas dan
kuat yang membuat kalian sedemikian yakin, bahwa Syiah tidak perlu dimintai
bukti dan penjelasan apapun dari apa yang dituduhkan kepada mereka?. Dan dengan
terus melontarkan tuduhan-tuduhan yang meski tanpa bukti itu, kalian telah
merasa telah menjalankan agama dengan baik?.
Kalau kalian mengatakan, mau bukti apa lagi? mengetikkan key
word “Syiah” di google saja, yang muncul ribuan situs yang membeberkan
kesesatan Syiah dan hampir semua yang berkaitan dengan Syiah sangat tidak
rasional. Apa lantas keberadaan site-site yang banyak itu menjadi dalih dan
bukti Syiah memang seperti yang dituduhkan?. Ketika non muslim mengetikkan key
word “Islam” dan muncul berita-berita mengerikan: pembantaian manusia,
pengeboman, pemenggalan, apa lantas bisa dibenarkan, Islam adalah agama teror
dan anti kemanusiaan, karena banyaknya situs yang menyajikan berita mengerikan
seperti itu?. Tentu tidak. Kalian akan dengan segera memberi klarifikasi kepada
sahabat-sahabat kalian yang non muslim, bahwa pelaku terorisme itu adalah
kelompok yang salah kaprah dalam memahami Islam, bahkan menegaskan mereka bukan
bagian dari Islam, meski secara lahiriah yang mereka upayakan untuk tegakkan
adalah khilafah Islamiyah.
Kenalilah Syiah itu dari sumbernya, dari orang-orang
terpelajar didalamnya, dari kalangan ulama dan cendikiawannya, bukan dari orang
awamnya, bukan dari orang-orang ekstrimnya, bukan dari orang-orang bayaran yang
memang sengaja ditugaskan untuk mengobarkan api fitnah, terlebih lagi bukan
dari pihak yang memusuhinya dan membencinya.
Kalian mengatakan tidak menjadi Syiah seseorang kecuali
orang-orang yang bodoh dan tidak berakal. Sementara mereka yang kalian sebut
tokoh Syiah di Indonesia itu, justru secara umum dikenal sebagai cendekiawan
dan intelektual. Mereka bukan hanya dari kalangan akademisi tapi juga mengasuh
pesantren dan tergabung dalam ormas-ormas Islam. Karya-karya dan pemikiran
mereka untuk turut memberi kontribusi bagi pembangunan bangsa ini tidak
sedikit. KH. Jalaluddin Rahmat, yang diperkenalkan kepada kalian sebagai
dedengkot Syiah, kejahatan dan kerugian apa yang pernah diperbuatnya untuk
negara ini?. Bencana apa yang dibawanya untuk Indonesia dari ormas dan sekolah
yang didirikannya, majelis-majelis pengajian yang diisinya dan buku-buku yang
ditulisnya?. Kalau buku yang ditulisnya, ceramah yang dilontarkannya mengusik
keyakinan kalian karena berbeda, apa itu lantas jadi kejahatan? apa itu lantas
bisa disebut kesalahan dan kesesatan? berbeda dalam memahami doktrin Islam itu
hal biasa, selama tidak merusak pondasi syahadatain. Beliau sekarang tercatat
sebagai anggota DPR RI, dengan persepsi kalian Syiah itu orang-orang yang busuk
hatinya, dan jahat kelakuannya, harusnya beliau sudah terseret pada perlakuan
tidak terpuji dan tindakan yang merugikan Negara sejak awal bertugasnya. Tapi
Alhamdulillah, setidaknya sampai saat ini beliau tetap menjalankan tugas
publiknya dengan baik. Tuduhan kalian, bahwa beliau memalsukan ijazah pun tidak
terbukti. Dan sampai sekarang, tidak ada satupun koruptor dan orang-orang yang
menyalahgunakan wewenang publiknya terindikasi sebagai orang Syiah. Tetap
melontarkan tuduhan-tuduhan keji dan fitnah pada Jalaluddin Rahmat, itu sama
halnya kalian melecehkan konstituen yang telah memilihnya saat pemilu lalu,
yang bukan hanya dari komunitas Syiah, tapi juga dari kalangan muslim Sunni,
bahkan lebih banyak.
Dengan tetap meyakini bahwa nikah mut’ah masih tetap
dibolehkan sebagaimana dihalalkan sendiri oleh Rasulullah Saw, kalian pun
menyebut dan menghujat Syiah sebagai ajaran pemuas hawa nafsu. Gelar-gelar
kejipun sedemikian entengnya kalian sematkan pada Syiah: pezina, pengumbar
nafsu, penjahat kelamin, pelacur dan sebutan keji lainnya. Sementara kalian
sendiri tidak pernah menemukan fakta, diantara semua pasangan illegal yang
berbuat mesum yang digerebek di hotel-hotel atau diruang-ruang privat ada
pasangan yang kemudian mengaku sebagai orang Syiah. Praktik perzinaan dan
asusila yang melibatkan anggota dewan yang terhormat, kepolisian, pengurus MUI, kader partai Islam, pengasuh pesantren, ustad
pengajian, guru, mahasiswa, anak-anak sekolah tidak satupun dari pelakunya yang
dikenal sebagai orang Syiah. Termasuk yang menonton video porno diruang sidang
DPR pun bukan dari Syiah. Dengan tuduhan kalian bahwa Syiah itu ajaran sesat
yang isinya melulu ajaran pemuas birahi bahkan kalian menyebut Syiah menghalalkan
homo seksual dan halal berzina dengan istri orang, seharusnya semua tindakan
asusila itu pelakunya dari orang-orang Syiah. Sementara kenyataannya tidak
menunjukkan demikian.
Lembaga-lembaga pendidikan yang kalian tuding milik Syiah,
tidak satupun guru maupun siswanya yang terlibat skandal perbuatan asusila dan
menjadi perbincangan publik nasional. Yang sibuk diukir siswa-siswanya justru
prestasi bahkan sampai skala internasional. Delegasi SMA YAPI Bangil dan SMA
Muthahhari yang dirundung imej negatif karena disebut sekolah Syiah, justru
meraih prestasi yang mengagumkan di ajang olimpiade matematika dan sains
internasional yang mengharumkan nama bangsa. Dina Sulaeman -yang karena
keaktifannya membongkar konspirasi multinasional dalam konflik Suriah dan
tulisan-tulisan opininya yang mengingatkan rakyat Indonesia akan ancaman
mengerikan dari berkembangnya paham takfirisme yang dengan itu diklaim Syiah- kalian
gelari dengan sebutan-sebutan yang keji. Sebagai perempuan Syiah (sebagaimana
klaim kalian), harusnya ia tidak pintar mendidik anak, melalaikan keluarga dan
cukup memuaskan nafsu birahi saja sebagaimana sering kalian tuduhkan secara
umum kepada perempuan-perempuan Syiah. Tapi yang ada, putrinya malah
mencatatkan namanya sebagai penulis terbaik nasional, dan telah menghasilkan 8
buku di usianya yang masih relatif muda.
Belum lagi kalau saya mau ceritakan prestasi yang diraih
Iran. Penghafal cilik 30 juz Al-Qur’an diusia 7 tahun, yang fenomenal di awal
tahun 2000an, Ar Rahmah media (media
pembenci Syiah milik Abu Jibril) bahkan menyempatkan dirinya untuk mempublikasikan
cd dokumenternya, adalah bocah Syiah dari Iran.
Dan bukan hanya dia sendiri. Saya bersama ibu Dina Sulaeman
menulis tiga profil hafiz cilik lainnya dari Iran dalam buku, “Bintang-bintang
Penerus Doktor Cilik” terbitan Pustaka Iman. Ketiganya hanya bagian kecil dari
ratusan hafiz cilik yang dimiliki Iran. Qari-qari dan hafidz-hafidz Al-Qur’an
Iran sering meraih juara di ajang MTQ Internasional, termasuk yang diadakan di
Malaysia dan Indonesia. September 2015 lalu, hafidz Al-Qur’an delegasi Iran
meraih juara pertama di masjid Istiqlal, setelah sebelumnya mendapat juara di
MTQ Internasional di Tunisia dan Sudan. Mereka adalah orang-orang Syiah yang
sering kalian tuding, punya Al-Qur’an yang berbeda dan kebencian yang penuh
kesumat pada Islam dan ajarannya. Belum lagi prestasi dalam bidang kemajuan
tekhnologi, sains, kedokteran, bahkan olahraga. Iran negara terdepan prestasi
olahraganya di Timur Tengah.
Akh, tentu kalian mau mengatakan, prestasi-prestasi itu
tidak menunjukkan Syiah itu benar, tokh anak-anak muda di negara-negara non
muslim lebih bisa mengukir prestasi yang jauh lebih menakjubkan dan mereka
orang-orang kafir juga. Iya, saya juga tidak lantas menjadikan itu sebagai
hujjah bahwa Syiah menjadi benar hanya dengan fakta itu, tapi setidaknya
fakta-fakta itu menampar tuduhan keji kalian terhadap Syiah dengan menyebut
Syiah itu bobrok, tidak berakal, menjijikkan, bahkan sampai menyebut-nyebut
Syiah itu pemakan tai segala. Sementara kalian sendiri, kebaikan apa yang telah
kalian persembahkan?. Prestasi apa yang telah kalian ukir untuk mengharumkan
dunia Islam? mengapa kalian -kalau memang mengaku mewakili generasi Islam-
tidak terpancing untuk mengukir prestasi dibanding menyibukkan diri menyebar
berita-berita dan informasi mengenai Syiah maupun Iran yang kalian sendiri
tidak bisa pertanggungjawabkan kevalidannya? apa pengetahuan mengenai sesatnya
Syiah lantas menjadikan muslim di Indonesia jadi naik derajatnya dan menjadi
lebih baik kehidupannya?.
Jangan selalu berdalih dibalik kelurusan dan
kemurnian aqidah untuk memaafkan kebobrokan moral yang ada pada kalian. Sebab
kelurusan dan kebenaran aqidah selalu sejalan dengan keluhuran akhlak dan
ketinggian budi pekerti. Apa gunanya aqidah yang benar, kalau lisan tidak bisa
menyampaikan kebenaran dengan benar?.
Apa gunanya pengetahuan yang mendalam
tentang sunnah tapi sunnah Nabi dalam menjaga akhlak tidak bisa kalian aplikasikan
dengan semestinya?. Kalau yang aqidahnya rusakpun bisa mempersembahkan etika
yang adi luhung dan karya yang menggemilangkan peradaban, harusnya yang mengaku
aqidahnya bersih dan paling sesuai dengan yang dikehendaki Rasulullah Saw lebih
mampu mempersembahkan etika yang jauh
lebih menakjubkan lagi, karya-karya kemanusiaan yang dilahirkan harusnya jauh
lebih banyak dan bermanfaat, bukan malah sebaliknya.
Silahkan dakwahi Syiah akhi. Silahkan luruskan aqidah mereka
yang kalian klaim sebagai Syiah. Selamatkan mereka dari yang kalian yakini
sebagai ketersesatan. Dan kalaupun mereka tetap bersikukuh memegang keras
keyakinan mereka, kalian tidak punya hak
apapun atas mereka, kecuali sebatas hanya menyampaikan saja. Kalian tidak punya
hak menghujat dan mengata-ngatai dengan kalimat-kalimat yang kotor. Kalian
hanya berhak melakukannya, jika itu adalah tindakan balasan, dari apa yang
dilakukan terhadap kalian. Hujatlah jika kalian dihujat. Hantamlah jika kalian
dihantam. Tapi jangan membalas lebih dari apa yang dilakukan terhadap kalian.
Sebab kaidah Islam, balaslah dengan yang serupa atau maafkan. Dan memaafkan itu
selalu menjadi pilihan yang terbaik. Kelurusan aqidah kalian, harusnya bisa
kalian tampakkan dengan kemampuan kalian untuk bersikap lebih bijaksana, lebih
mampu mengendalikan diri dari berkata-kata yang tidak seharusnya, dan kemampuan
memberi maaf.
Kalian selalu menjadikan prahara di Suria sebagai dalih dan
alasan untuk menyudutkan dan memfitnah Syiah di Indonesia. Bahwa Syiah adalah
adalah ancaman dan bahaya laten bagi keutuhan Negara. Anggap saja tuduhan
kalian benar, bahwa Bashar Asad yang kalian klaim Syiah (padahal shalatnya
bersama dengan ulama-ulama Ahlus Sunnah Suriah dan bersedekap, sementara Syiah
shalatnya lurus tangan) itu membunuhi rakyatnya yang Sunni. Lantas apa
kejahatan Bashar Asad itu harus ditanggung oleh seluruh orang Syiah, termasuk
yang di Indonesia?. Dimana letak keadilan kalian, ketika warga muslim Rohingnya
dizalimi, dibunuhi, masjid dan rumah mereka dibakar, mereka terusir dan
mendapat penolakan dimana-mana akibat kebencian rezim Thailand yang mayoritas
Budha, bahkan dalam aksi genocida tersebut juga melibatkan biksu-biksu radikal,
mengapa komunitas Budha di Indonesia tidak sedikitpun kalian usik? Sementara
untuk Syiah, kalian malah menyerukan agar Syiah yang di Indonesia harus
dibunuh, dibakar, dipenggal dan dihancurkan, dengan tudingan, Syiah sangat
membenci umat Islam Sunni. Buktinya? Bashar Asad membunuhi rakyat Suriah yang
Sunni.
Ketika Islam Karimov, presiden Uzbekistan yang menetapkan
berbagai aturan yang anti syariat Islam, menangkapi dan menjebloskan kepenjara
muslimah yang berjilbab, menangkapi aktivis-aktivis Islam dan didalam penjara
mereka disiksa dengan siksaan yang tidak terperikan, dibunuhi secara massal
tanpa pengadilan, komunitas Syiahpun tidak terlepas dari kesewenang-wenangan
rezim Karimov, kalian bungkam dan sama sekali tidak mengurusinya. Padahal
penduduk Uzbekistan 90% adalah seorang muslim. Islam Karimov adalah Sunni,
bukan Syiah. Ketika al Sisi, Presiden Mesir menangkapi dan membunuhi
aktivis-aktivis dari IM dengan membabi buta dan tanpa melalui prosedur
pengadilan yang adil, mengapa hujatan dan kecaman yang kalian tujukan kepada
rezim el Sisi tidak sedasyhat sebagaimana yang kalian cecarkan kepada Bashar
Asad?.
Rezim Zionis yang saban hari melululantakkan perumahan-perumahan warga
Palestina, dan membunuhi rakyat Palestina dari bayi yang masih dalam perut sampai yang lanjut usia,
menangkapi pemuda-pemuda Palestina yang shalat di Masjidil Al Aqsa, dan telah
menjajah Palestina 60 tahun lebih, mengapa mereka bisa aman dari lisan-lisan
kotor kalian yang penuh dengan hujatan dan pelaknatan, sementara kepada Bashar
Asad kalian sedemikian enteng kalian melakukannya?. Kalian bisa dengan
sedemikian mudah mengumpulkan pemuda-pemuda untuk 'berjihad' ke Suriah, tapi
tidak ke Israel. Kalian bisa dengan mudah menyerukan dan mengkampanyekan perang
melawan Bashar Asad tapi tidak kepada Karimov, el Sisi dan rezim Zionis. Kalian
bahkan lebih siap melakukan aksi bom bunuh diri di Suriah, di Sarinah dan
Negara-negara Islam lainnya, sementara Tel Aviv tidak pernah kalian usik sama
sekali. Mengapa?
Kalian berdalih, Syiah itu lebih jahat dari Zionis. Musuh
Islam terbesar adalah Syiah, bukan Yahudi. Sementara Al-Qur'an sangat tegas
mengatakan kaum yang paling membenci umat Islam adalah kaum Yahudi, mengapa
kalian malah memilih alternatif lain untuk kalian musuhi?. Alasan kalian pun tidak logis. Kebencian
kalian terhadap Syiah karena kalian menyebut Syiah melaknat dan mengkafirkan
sahabat-sahabat Nabi Saw. Lha, yang dilaknat dan dicela oleh orang Yahudi
justru Allah Swt. Bahkan pelecehan mereka terhadap Allah Swt diabadikan dalam
Al-Qur'an. Harusnya kebencian dan permusuhan kalian terhadap Yahudi jauh lebih
dasyhat. Tapi kok malah lebih dasyhat ke Syiah? Apa kalian mempoposisikan
sahabat lebih mulia dari Allah Swt?.
Kalian menyebut Syiah layak dilaknat dan dicaci maki karena
melecehkan Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar, istri Rasulullah Saw. Lho,
yang diabadikan tuduhannya kepada bunda Aisyah dengan menyebutnya telah
melakukan zina, apa orang Syiah?. Nabi Muhammad Saw dibuatkan karikatur,
dibuatkan film dengan penggambaran sebagai sosok yang kejam, penebar teror dan
pledofil, dibuatkan novel yang menghina ayat-ayat Al-Qur'an yang didakwahkannya
dengan menyebutnya ayat-ayat setan, apa kecaman dan gugatan kalian terhadap
mereka yang melakukan itu, lebih keras dibanding bagaimana kalian memperlakukan
Syiah?. Atau istri dan sahabat Nabi bagi kalian lebih agung, lebih mulia dan
lebih layak dibela dibanding Nabi sendiri?.
Yang memfatwakan hukuman mati bagi
Salman Rusdie yang menulis novel ayat-ayat setan, justru Imam Khomeini,
petinggi Syiah, tidak satupun dari ulama kalian. Justru yang mengirimkan surat
gugatan kepada Obama Presiden AS, ketika ada warganya yang berencana membakar
Al-Qur'an justru Sayid Ali Khamanei, ulama besar Syiah. Silahkan searching
sendiri di google, situs-situs yang memosting komik-komik yang melecehkan Nabi Muhammad Saw masih aktif dan masih
memiliki pengunjung, sementara kalian sibuk mengurusi Syiah yang kalian tuduh
mengkafirkan dan melecehkan para sahabat Nabi.
Kalau kalian mengatakan, Allah Swt dan RasulNya tidak
mengapa dicela dan dilecehkan, tokh bagaimanapun akan tetap mulia, sementara
jika sahabat-sahabat Nabi dicela dan dikafirkan, itu bisa menodai ajaran Islam,
sebab Islam didapat dari periwayatan mereka. Meragukan keislaman dan keadilan
sahabat, sama halnya meragukan Islam itu sendiri. Saya bertanya, apa kalian
ragu terhadap agama yang kalian anut sekarang, dengan adanya klaim dari Syiah
bahwa sahabat-sahabat telah murtad dan mengubah-ubah agama Allah?. Tentu tidak
bukan. Islam terlalu agung untuk menjadi kerdil hanya karena generasi awalnya
dilaknat-laknat dan dilecehkan. Tokh, generasi awal Islam terlibat dalam
konflik berdarah dengan saling membunuhi satu sama lain, tapi Islam tetap
sampai dizaman kita. Apakah Islam bakal punah hanya karena sahabat Nabinya
dilecehkan?. Tentu sangat tidak selayaknya melecehkan dan menghina generasi
awal Islam yang telah menorehkan serangkaian catatan kemenangan yang gemilang
untuk peradaban Islam, hal itu pula yang difatwakan Ayatullah al Uzhma Sayid
Ali Khamanei, wali faqih umat Syiah sedunia yang mengatakan haram hukumnya
melecehkan dan menghina sahabat-sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad Saw.
Saat ini saya di Iran. Di kota Qom. Tempatnya ulama-ulama
Syiah mentransfer ilmunya kepada calon-calon muballigh Syiah yang akan
mendakwahkannya. Ditv-tv Iran sering dilaporkan secara live mengenai kegiatan
konferensi internasional persatuan Islam yang dihadiri 300an ulama Islam Sunni
dan Syiah dari 70 negara yang berlangsung di Teheran setiap tahunnya. Kalau
memang Iran itu bukan negara Islam, harusnya ulama-ulama itu tidak perlu
menghadiri konferensi yang mengatasnamakan persatuan Islam. Begitu juga dengan
MTQ Internasional yang melibatkan Iran, baik sebagai tuan rumah maupun dalam
menyertakan delegasinya. Bahkan delegasi-delegasi dari Iran sangat sering
menggondol juara dan prestasi yang mengagumkan dalam bidang qira’ah maupun
hafalan.
Kalau Iran bukan negara Islam, maka tidak logis Iran
dijadikan tuan rumah penyelenggaraan MTQ Internasional. Bahkan harusnya Iran
tidak diterima di OKI yang keanggotaannya hanya terbatas untuk negara yang
mayoritas berpenduduk muslim. Bahkan harusnya nama Republik Islam Iran digugat
karena mencatut Islam. Tapi kan itu semua sampai sekarang tidak yang menggugat
dan melakukannya.
Minta maaf jika surat ini mengganggu. Saya dulu seperti
kalian. Punya kebencian luar biasa terhadap Syiah. Tapi saya sadar, kebencian
pun harus punya alasan. Alasan yang bisa dipertanggungjawabkan kelak di
Mahkamah Ilahi. Alasan itu tidak bisa didapat cukup dengan berdalih, “Sebab itu
yang disampaikan dan diajarkan kepada saya, dan itu pula yang saya ikuti.”
Lantas apa bedanya kalian dengan umat Jahiliyah dulu yang hanya mengekor pada
apa yang didapatnya dari orang-orang terdahulunya meskipun itu tanpa dilandasi
pengetahuan?. Mengais-ngais alasan untuk membenci itulah yang membuatku
berkelana sampai ke tanah Persia ini.
Ini bukan surat untuk kalian mengenali Syiah, tidak usah
sengaja menghabiskan waktu untuk itu. Dalamilah Islam dulu dengan lebih baik,
khususnya akhlak Rasulullah Saw dalam menghadapi mereka yang berbeda dengannya.
Itu jauh lebih menyelamatkan daripada kalian ikut-ikutan mengotori lisan kalian
untuk kalian tidak memiliki pengetahuan didalamnya. Sibukkan diri dengan
melakukan amalan-amalan yang bisa menjamin masuk surga tentu jauh lebih baik,
dibanding sibuk membuktikan orang Syiah pasti masuk neraka.
Kalaupun kalian mau mengurusi Syiah, barulah saya meminta,
kenalilah Syiah dari apa yang diajarkan ulama-ulamanya yang muktabar (yang
mengaku ulama banyak, yang benar-benar ulama yang jarang), dari apa yang mereka
pahami, bukan dari yang dipahami pihak yang membenci Syiah, sebab itu cenderung
bias dan tidak fair. Upaya pengenalan Syiah juga bukan untuk beralih
membenarkan Syiah dan menyalahkan pemahaman Ahlus Sunnah, melainkan untuk
menentukan sikap. Sebab pengambilan sikap tanpa dilandasi pengetahuan yang
mendalam, itu hanya kerjaan orang yang sembrono dan tergesa-gesa. Sementara
tergesa-gesa itu dari Syaitan. Mengakui Syiah juga masih termasuk bagian dari
Islam, tidak lantas menjadi keyakinan bahwa Syiah itu yang benar, dan yang
selainnya salah. Biarlah yang menentukan siapa yang benar siapa yang sesat
menjadi hak preogratif Allah Swt di mahkamah akhirat kelak. Tugas dan kewajiban
kita di dunia adalah berlomba-lomba dalam kebajikan.
So, kalaupun yang dilakuan Syiah itu dosa semuanya. Setelah
kalian menyampaikan dakwah, maka tertunailah kewajiban kalian. Kalian tidak
dimintai pertannggungjawaban dari hasil dakwah kalian (menuai hasil atau tidak,
didengar atau tidak), yang dimintai pertanggungjawaban adalah bagaimana cara
dan metode kalian mendakwahkan Islam ini. Tidak usah sampai menyebar isu
bohong, ancaman Syiah akan mensuriahkan Indonesia, atau akan melakukan makar
terhadap NKRI. PKI yang dua kali berbuat makar saja tidak berhasil. DI/TII yang
bahkan memiliki kesatuan militer dan persenjataan juga gagal. Apalagi Syiah,
yang sekedar melobi negara bertahun-tahun agar mengembalikan pengungsi Syiah
Sampang ke kampung halamannya saja tidak berhasil, apalagi untuk makar.
Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun
atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban
mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. (Qs. Al-An’am: 69)
Ini saja dulu. Sekali lagi minta maaf jika merepotkan telah
membacanya.
Ismail Amin, WNI sementara menetap di Qom