Archive for Januari 2016

Surat Terbuka dari Qom untuk Aktivis Islam Anti Syiah

Kamis, 21 Januari 2016
Posted by ismailamin
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Saudara-saudaraku yang baik, sebenarnya mungkin meski saya menyebut kalian sebagai saudara, kalian tetap muak dan benci. Karena sedemikian buruk dan negatifnya stigma mengenai Syiah yang melekat dalam otak-otak kalian. Dan karena itu kalian tentu menolak dipanggil saudara, dipanggil sahabat dan kawan pun (oleh saya yang diklaim Syiah) kalian akan menolak mentah-mentah. Tapi mohon kali ini, izinkan saya untuk menyebut kalian adalah saudara-saudaraku, kalaupun kalian menolak disebut saudara seagama saya, karena (menurut kalian) Syiah itu kafir dan menjijikkan, setidaknya saudara dalam kemanusiaan.

Saudaraku yang lembut hatinya. Saya minta maaf kalau tidak habis pikir dengan besarnya kebencian dan permusuhan kalian terhadap Syiah. Tentu sangat bisa dimengerti bahwa kebencian terhadap apapun yang menodai dan mengusik keyakinan kita apalagi jika terkait dengan aqidah yang suci dan tokoh-tokoh mulia yang memperkenalkannya, adalah sesuatu yang wajar. Namun benarkah itu ada pada Syiah?. Sudahkah anda mengeceknya terlebih dulu? Sudahkah ada sedikit saja memiliki upaya untuk mengenalnya dari orang Syiah sendiri dan bukan hanya dari kubu yang membenci dan anti Syiah?. Kalau dikatakan tidak berlaku tabayyun untuk Syiah, karena Syiah itu pendusta dan menjadikan taqiyah bagian dari agamanya, kalian tetap punya kewajiban untuk bisa membeberkan buktinya. Tersangka pelaku korupsi harus bisa dibuktikan di pengadilan bahwa dia memang korupsi untuk kemudian menyematkan gelar koruptor padanya, meski dalam kehidupan kesehariannya dia dikenal licin dan sangat lihai menutupi kejahatannya. Begitupun kepada pelaku kriminal lainnya. Lantas mengapa hal itu tidak berlaku untuk Syiah?. Apa ada perintah agama yang sedemikian tegas dan kuat yang membuat kalian sedemikian yakin, bahwa Syiah tidak perlu dimintai bukti dan penjelasan apapun dari apa yang dituduhkan kepada mereka?. Dan dengan terus melontarkan tuduhan-tuduhan yang meski tanpa bukti itu, kalian telah merasa telah menjalankan agama dengan baik?.

Kalau kalian mengatakan, mau bukti apa lagi? mengetikkan key word “Syiah” di google saja, yang muncul ribuan situs yang membeberkan kesesatan Syiah dan hampir semua yang berkaitan dengan Syiah sangat tidak rasional. Apa lantas keberadaan site-site yang banyak itu menjadi dalih dan bukti Syiah memang seperti yang dituduhkan?. Ketika non muslim mengetikkan key word “Islam” dan muncul berita-berita mengerikan: pembantaian manusia, pengeboman, pemenggalan, apa lantas bisa dibenarkan, Islam adalah agama teror dan anti kemanusiaan, karena banyaknya situs yang menyajikan berita mengerikan seperti itu?. Tentu tidak. Kalian akan dengan segera memberi klarifikasi kepada sahabat-sahabat kalian yang non muslim, bahwa pelaku terorisme itu adalah kelompok yang salah kaprah dalam memahami Islam, bahkan menegaskan mereka bukan bagian dari Islam, meski secara lahiriah yang mereka upayakan untuk tegakkan adalah khilafah Islamiyah.
Kenalilah Syiah itu dari sumbernya, dari orang-orang terpelajar didalamnya, dari kalangan ulama dan cendikiawannya, bukan dari orang awamnya, bukan dari orang-orang ekstrimnya, bukan dari orang-orang bayaran yang memang sengaja ditugaskan untuk mengobarkan api fitnah, terlebih lagi bukan dari pihak yang memusuhinya dan membencinya.

Kalian mengatakan tidak menjadi Syiah seseorang kecuali orang-orang yang bodoh dan tidak berakal. Sementara mereka yang kalian sebut tokoh Syiah di Indonesia itu, justru secara umum dikenal sebagai cendekiawan dan intelektual. Mereka bukan hanya dari kalangan akademisi tapi juga mengasuh pesantren dan tergabung dalam ormas-ormas Islam. Karya-karya dan pemikiran mereka untuk turut memberi kontribusi bagi pembangunan bangsa ini tidak sedikit. KH. Jalaluddin Rahmat, yang diperkenalkan kepada kalian sebagai dedengkot Syiah, kejahatan dan kerugian apa yang pernah diperbuatnya untuk negara ini?. Bencana apa yang dibawanya untuk Indonesia dari ormas dan sekolah yang didirikannya, majelis-majelis pengajian yang diisinya dan buku-buku yang ditulisnya?. Kalau buku yang ditulisnya, ceramah yang dilontarkannya mengusik keyakinan kalian karena berbeda, apa itu lantas jadi kejahatan? apa itu lantas bisa disebut kesalahan dan kesesatan? berbeda dalam memahami doktrin Islam itu hal biasa, selama tidak merusak pondasi syahadatain. Beliau sekarang tercatat sebagai anggota DPR RI, dengan persepsi kalian Syiah itu orang-orang yang busuk hatinya, dan jahat kelakuannya, harusnya beliau sudah terseret pada perlakuan tidak terpuji dan tindakan yang merugikan Negara sejak awal bertugasnya. Tapi Alhamdulillah, setidaknya sampai saat ini beliau tetap menjalankan tugas publiknya dengan baik. Tuduhan kalian, bahwa beliau memalsukan ijazah pun tidak terbukti. Dan sampai sekarang, tidak ada satupun koruptor dan orang-orang yang menyalahgunakan wewenang publiknya terindikasi sebagai orang Syiah. Tetap melontarkan tuduhan-tuduhan keji dan fitnah pada Jalaluddin Rahmat, itu sama halnya kalian melecehkan konstituen yang telah memilihnya saat pemilu lalu, yang bukan hanya dari komunitas Syiah, tapi juga dari kalangan muslim Sunni, bahkan lebih banyak.  

Dengan tetap meyakini bahwa nikah mut’ah masih tetap dibolehkan sebagaimana dihalalkan sendiri oleh Rasulullah Saw, kalian pun menyebut dan menghujat Syiah sebagai ajaran pemuas hawa nafsu. Gelar-gelar kejipun sedemikian entengnya kalian sematkan pada Syiah: pezina, pengumbar nafsu, penjahat kelamin, pelacur dan sebutan keji lainnya. Sementara kalian sendiri tidak pernah menemukan fakta, diantara semua pasangan illegal yang berbuat mesum yang digerebek di hotel-hotel atau diruang-ruang privat ada pasangan yang kemudian mengaku sebagai orang Syiah. Praktik perzinaan dan asusila yang melibatkan anggota dewan yang terhormat, kepolisian, pengurus MUI,  kader partai Islam, pengasuh pesantren, ustad pengajian, guru, mahasiswa, anak-anak sekolah tidak satupun dari pelakunya yang dikenal sebagai orang Syiah. Termasuk yang menonton video porno diruang sidang DPR pun bukan dari Syiah. Dengan tuduhan kalian bahwa Syiah itu ajaran sesat yang isinya melulu ajaran pemuas birahi bahkan kalian menyebut Syiah menghalalkan homo seksual dan halal berzina dengan istri orang, seharusnya semua tindakan asusila itu pelakunya dari orang-orang Syiah. Sementara kenyataannya tidak menunjukkan demikian.

Lembaga-lembaga pendidikan yang kalian tuding milik Syiah, tidak satupun guru maupun siswanya yang terlibat skandal perbuatan asusila dan menjadi perbincangan publik nasional. Yang sibuk diukir siswa-siswanya justru prestasi bahkan sampai skala internasional. Delegasi SMA YAPI Bangil dan SMA Muthahhari yang dirundung imej negatif karena disebut sekolah Syiah, justru meraih prestasi yang mengagumkan di ajang olimpiade matematika dan sains internasional yang mengharumkan nama bangsa. Dina Sulaeman -yang karena keaktifannya membongkar konspirasi multinasional dalam konflik Suriah dan tulisan-tulisan opininya yang mengingatkan rakyat Indonesia akan ancaman mengerikan dari berkembangnya paham takfirisme yang dengan itu diklaim Syiah- kalian gelari dengan sebutan-sebutan yang keji. Sebagai perempuan Syiah (sebagaimana klaim kalian), harusnya ia tidak pintar mendidik anak, melalaikan keluarga dan cukup memuaskan nafsu birahi saja sebagaimana sering kalian tuduhkan secara umum kepada perempuan-perempuan Syiah. Tapi yang ada, putrinya malah mencatatkan namanya sebagai penulis terbaik nasional, dan telah menghasilkan 8 buku di usianya yang masih relatif muda.

Belum lagi kalau saya mau ceritakan prestasi yang diraih Iran. Penghafal cilik 30 juz Al-Qur’an diusia 7 tahun, yang fenomenal di awal tahun 2000an,  Ar Rahmah media (media pembenci Syiah milik Abu Jibril) bahkan menyempatkan dirinya untuk mempublikasikan cd dokumenternya, adalah bocah Syiah dari Iran.





Dan bukan hanya dia sendiri. Saya bersama ibu Dina Sulaeman menulis tiga profil hafiz cilik lainnya dari Iran dalam buku, “Bintang-bintang Penerus Doktor Cilik” terbitan Pustaka Iman. Ketiganya hanya bagian kecil dari ratusan hafiz cilik yang dimiliki Iran. Qari-qari dan hafidz-hafidz Al-Qur’an Iran sering meraih juara di ajang MTQ Internasional, termasuk yang diadakan di Malaysia dan Indonesia. September 2015 lalu, hafidz Al-Qur’an delegasi Iran meraih juara pertama di masjid Istiqlal, setelah sebelumnya mendapat juara di MTQ Internasional di Tunisia dan Sudan. Mereka adalah orang-orang Syiah yang sering kalian tuding, punya Al-Qur’an yang berbeda dan kebencian yang penuh kesumat pada Islam dan ajarannya. Belum lagi prestasi dalam bidang kemajuan tekhnologi, sains, kedokteran, bahkan olahraga. Iran negara terdepan prestasi olahraganya di Timur Tengah.

Akh, tentu kalian mau mengatakan, prestasi-prestasi itu tidak menunjukkan Syiah itu benar, tokh anak-anak muda di negara-negara non muslim lebih bisa mengukir prestasi yang jauh lebih menakjubkan dan mereka orang-orang kafir juga. Iya, saya juga tidak lantas menjadikan itu sebagai hujjah bahwa Syiah menjadi benar hanya dengan fakta itu, tapi setidaknya fakta-fakta itu menampar tuduhan keji kalian terhadap Syiah dengan menyebut Syiah itu bobrok, tidak berakal, menjijikkan, bahkan sampai menyebut-nyebut Syiah itu pemakan tai segala. Sementara kalian sendiri, kebaikan apa yang telah kalian persembahkan?. Prestasi apa yang telah kalian ukir untuk mengharumkan dunia Islam? mengapa kalian -kalau memang mengaku mewakili generasi Islam- tidak terpancing untuk mengukir prestasi dibanding menyibukkan diri menyebar berita-berita dan informasi mengenai Syiah maupun Iran yang kalian sendiri tidak bisa pertanggungjawabkan kevalidannya? apa pengetahuan mengenai sesatnya Syiah lantas menjadikan muslim di Indonesia jadi naik derajatnya dan menjadi lebih baik kehidupannya?. 

Jangan selalu berdalih dibalik kelurusan dan kemurnian aqidah untuk memaafkan kebobrokan moral yang ada pada kalian. Sebab kelurusan dan kebenaran aqidah selalu sejalan dengan keluhuran akhlak dan ketinggian budi pekerti. Apa gunanya aqidah yang benar, kalau lisan tidak bisa menyampaikan kebenaran dengan benar?. 

Apa gunanya pengetahuan yang mendalam tentang sunnah tapi sunnah Nabi dalam menjaga akhlak tidak bisa kalian aplikasikan dengan semestinya?. Kalau yang aqidahnya rusakpun bisa mempersembahkan etika yang adi luhung dan karya yang menggemilangkan peradaban, harusnya yang mengaku aqidahnya bersih dan paling sesuai dengan yang dikehendaki Rasulullah Saw lebih mampu mempersembahkan  etika yang jauh lebih menakjubkan lagi, karya-karya kemanusiaan yang dilahirkan harusnya jauh lebih banyak dan bermanfaat, bukan malah sebaliknya.

Silahkan dakwahi Syiah akhi. Silahkan luruskan aqidah mereka yang kalian klaim sebagai Syiah. Selamatkan mereka dari yang kalian yakini sebagai ketersesatan. Dan kalaupun mereka tetap bersikukuh memegang keras keyakinan mereka,  kalian tidak punya hak apapun atas mereka, kecuali sebatas hanya menyampaikan saja. Kalian tidak punya hak menghujat dan mengata-ngatai dengan kalimat-kalimat yang kotor. Kalian hanya berhak melakukannya, jika itu adalah tindakan balasan, dari apa yang dilakukan terhadap kalian. Hujatlah jika kalian dihujat. Hantamlah jika kalian dihantam. Tapi jangan membalas lebih dari apa yang dilakukan terhadap kalian. Sebab kaidah Islam, balaslah dengan yang serupa atau maafkan. Dan memaafkan itu selalu menjadi pilihan yang terbaik. Kelurusan aqidah kalian, harusnya bisa kalian tampakkan dengan kemampuan kalian untuk bersikap lebih bijaksana, lebih mampu mengendalikan diri dari berkata-kata yang tidak seharusnya, dan kemampuan memberi maaf.

Kalian selalu menjadikan prahara di Suria sebagai dalih dan alasan untuk menyudutkan dan memfitnah Syiah di Indonesia. Bahwa Syiah adalah adalah ancaman dan bahaya laten bagi keutuhan Negara. Anggap saja tuduhan kalian benar, bahwa Bashar Asad yang kalian klaim Syiah (padahal shalatnya bersama dengan ulama-ulama Ahlus Sunnah Suriah dan bersedekap, sementara Syiah shalatnya lurus tangan) itu membunuhi rakyatnya yang Sunni. Lantas apa kejahatan Bashar Asad itu harus ditanggung oleh seluruh orang Syiah, termasuk yang di Indonesia?. Dimana letak keadilan kalian, ketika warga muslim Rohingnya dizalimi, dibunuhi, masjid dan rumah mereka dibakar, mereka terusir dan mendapat penolakan dimana-mana akibat kebencian rezim Thailand yang mayoritas Budha, bahkan dalam aksi genocida tersebut juga melibatkan biksu-biksu radikal, mengapa komunitas Budha di Indonesia tidak sedikitpun kalian usik? Sementara untuk Syiah, kalian malah menyerukan agar Syiah yang di Indonesia harus dibunuh, dibakar, dipenggal dan dihancurkan, dengan tudingan, Syiah sangat membenci umat Islam Sunni. Buktinya? Bashar Asad membunuhi rakyat Suriah yang Sunni.

Ketika Islam Karimov, presiden Uzbekistan yang menetapkan berbagai aturan yang anti syariat Islam, menangkapi dan menjebloskan kepenjara muslimah yang berjilbab, menangkapi aktivis-aktivis Islam dan didalam penjara mereka disiksa dengan siksaan yang tidak terperikan, dibunuhi secara massal tanpa pengadilan, komunitas Syiahpun tidak terlepas dari kesewenang-wenangan rezim Karimov, kalian bungkam dan sama sekali tidak mengurusinya. Padahal penduduk Uzbekistan 90% adalah seorang muslim. Islam Karimov adalah Sunni, bukan Syiah. Ketika al Sisi, Presiden Mesir menangkapi dan membunuhi aktivis-aktivis dari IM dengan membabi buta dan tanpa melalui prosedur pengadilan yang adil, mengapa hujatan dan kecaman yang kalian tujukan kepada rezim el Sisi tidak sedasyhat sebagaimana yang kalian cecarkan kepada Bashar Asad?. 

Rezim Zionis yang saban hari melululantakkan perumahan-perumahan warga Palestina, dan membunuhi rakyat Palestina dari bayi yang  masih dalam perut sampai yang lanjut usia, menangkapi pemuda-pemuda Palestina yang shalat di Masjidil Al Aqsa, dan telah menjajah Palestina 60 tahun lebih, mengapa mereka bisa aman dari lisan-lisan kotor kalian yang penuh dengan hujatan dan pelaknatan, sementara kepada Bashar Asad kalian sedemikian enteng kalian melakukannya?. Kalian bisa dengan sedemikian mudah mengumpulkan pemuda-pemuda untuk 'berjihad' ke Suriah, tapi tidak ke Israel. Kalian bisa dengan mudah menyerukan dan mengkampanyekan perang melawan Bashar Asad tapi tidak kepada Karimov, el Sisi dan rezim Zionis. Kalian bahkan lebih siap melakukan aksi bom bunuh diri di Suriah, di Sarinah dan Negara-negara Islam lainnya, sementara Tel Aviv tidak pernah kalian usik sama sekali. Mengapa?

Kalian berdalih, Syiah itu lebih jahat dari Zionis. Musuh Islam terbesar adalah Syiah, bukan Yahudi. Sementara Al-Qur'an sangat tegas mengatakan kaum yang paling membenci umat Islam adalah kaum Yahudi, mengapa kalian malah memilih alternatif lain untuk kalian musuhi?.  Alasan kalian pun tidak logis. Kebencian kalian terhadap Syiah karena kalian menyebut Syiah melaknat dan mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi Saw. Lha, yang dilaknat dan dicela oleh orang Yahudi justru Allah Swt. Bahkan pelecehan mereka terhadap Allah Swt diabadikan dalam Al-Qur'an. Harusnya kebencian dan permusuhan kalian terhadap Yahudi jauh lebih dasyhat. Tapi kok malah lebih dasyhat ke Syiah? Apa kalian mempoposisikan sahabat lebih mulia dari Allah Swt?.



Kalian menyebut Syiah layak dilaknat dan dicaci maki karena melecehkan Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar, istri Rasulullah Saw. Lho, yang diabadikan tuduhannya kepada bunda Aisyah dengan menyebutnya telah melakukan zina, apa orang Syiah?. Nabi Muhammad Saw dibuatkan karikatur, dibuatkan film dengan penggambaran sebagai sosok yang kejam, penebar teror dan pledofil, dibuatkan novel yang menghina ayat-ayat Al-Qur'an yang didakwahkannya dengan menyebutnya ayat-ayat setan, apa kecaman dan gugatan kalian terhadap mereka yang melakukan itu, lebih keras dibanding bagaimana kalian memperlakukan Syiah?. Atau istri dan sahabat Nabi bagi kalian lebih agung, lebih mulia dan lebih layak dibela dibanding Nabi sendiri?. 

Yang memfatwakan hukuman mati bagi Salman Rusdie yang menulis novel ayat-ayat setan, justru Imam Khomeini, petinggi Syiah, tidak satupun dari ulama kalian. Justru yang mengirimkan surat gugatan kepada Obama Presiden AS, ketika ada warganya yang berencana membakar Al-Qur'an justru Sayid Ali Khamanei, ulama besar Syiah. Silahkan searching sendiri di google, situs-situs yang memosting komik-komik yang melecehkan  Nabi Muhammad Saw masih aktif dan masih memiliki pengunjung, sementara kalian sibuk mengurusi Syiah yang kalian tuduh mengkafirkan dan melecehkan para sahabat Nabi.

Kalau kalian mengatakan, Allah Swt dan RasulNya tidak mengapa dicela dan dilecehkan, tokh bagaimanapun akan tetap mulia, sementara jika sahabat-sahabat Nabi dicela dan dikafirkan, itu bisa menodai ajaran Islam, sebab Islam didapat dari periwayatan mereka. Meragukan keislaman dan keadilan sahabat, sama halnya meragukan Islam itu sendiri. Saya bertanya, apa kalian ragu terhadap agama yang kalian anut sekarang, dengan adanya klaim dari Syiah bahwa sahabat-sahabat telah murtad dan mengubah-ubah agama Allah?. Tentu tidak bukan. Islam terlalu agung untuk menjadi kerdil hanya karena generasi awalnya dilaknat-laknat dan dilecehkan. Tokh, generasi awal Islam terlibat dalam konflik berdarah dengan saling membunuhi satu sama lain, tapi Islam tetap sampai dizaman kita. Apakah Islam bakal punah hanya karena sahabat Nabinya dilecehkan?. Tentu sangat tidak selayaknya melecehkan dan menghina generasi awal Islam yang telah menorehkan serangkaian catatan kemenangan yang gemilang untuk peradaban Islam, hal itu pula yang difatwakan Ayatullah al Uzhma Sayid Ali Khamanei, wali faqih umat Syiah sedunia yang mengatakan haram hukumnya melecehkan dan menghina sahabat-sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad Saw.

Saat ini saya di Iran. Di kota Qom. Tempatnya ulama-ulama Syiah mentransfer ilmunya kepada calon-calon muballigh Syiah yang akan mendakwahkannya. Ditv-tv Iran sering dilaporkan secara live mengenai kegiatan konferensi internasional persatuan Islam yang dihadiri 300an ulama Islam Sunni dan Syiah dari 70 negara yang berlangsung di Teheran setiap tahunnya. Kalau memang Iran itu bukan negara Islam, harusnya ulama-ulama itu tidak perlu menghadiri konferensi yang mengatasnamakan persatuan Islam. Begitu juga dengan MTQ Internasional yang melibatkan Iran, baik sebagai tuan rumah maupun dalam menyertakan delegasinya. Bahkan delegasi-delegasi dari Iran sangat sering menggondol juara dan prestasi yang mengagumkan dalam bidang qira’ah maupun hafalan.

Kalau Iran bukan negara Islam, maka tidak logis Iran dijadikan tuan rumah penyelenggaraan MTQ Internasional. Bahkan harusnya Iran tidak diterima di OKI yang keanggotaannya hanya terbatas untuk negara yang mayoritas berpenduduk muslim. Bahkan harusnya nama Republik Islam Iran digugat karena mencatut Islam. Tapi kan itu semua sampai sekarang tidak yang menggugat dan melakukannya.

Minta maaf jika surat ini mengganggu. Saya dulu seperti kalian. Punya kebencian luar biasa terhadap Syiah. Tapi saya sadar, kebencian pun harus punya alasan. Alasan yang bisa dipertanggungjawabkan kelak di Mahkamah Ilahi. Alasan itu tidak bisa didapat cukup dengan berdalih, “Sebab itu yang disampaikan dan diajarkan kepada saya, dan itu pula yang saya ikuti.” Lantas apa bedanya kalian dengan umat Jahiliyah dulu yang hanya mengekor pada apa yang didapatnya dari orang-orang terdahulunya meskipun itu tanpa dilandasi pengetahuan?. Mengais-ngais alasan untuk membenci itulah yang membuatku berkelana sampai ke tanah Persia ini.



Ini bukan surat untuk kalian mengenali Syiah, tidak usah sengaja menghabiskan waktu untuk itu. Dalamilah Islam dulu dengan lebih baik, khususnya akhlak Rasulullah Saw dalam menghadapi mereka yang berbeda dengannya. Itu jauh lebih menyelamatkan daripada kalian ikut-ikutan mengotori lisan kalian untuk kalian tidak memiliki pengetahuan didalamnya. Sibukkan diri dengan melakukan amalan-amalan yang bisa menjamin masuk surga tentu jauh lebih baik, dibanding sibuk membuktikan orang Syiah pasti masuk neraka.

Kalaupun kalian mau mengurusi Syiah, barulah saya meminta, kenalilah Syiah dari apa yang diajarkan ulama-ulamanya yang muktabar (yang mengaku ulama banyak, yang benar-benar ulama yang jarang), dari apa yang mereka pahami, bukan dari yang dipahami pihak yang membenci Syiah, sebab itu cenderung bias dan tidak fair. Upaya pengenalan Syiah juga bukan untuk beralih membenarkan Syiah dan menyalahkan pemahaman Ahlus Sunnah, melainkan untuk menentukan sikap. Sebab pengambilan sikap tanpa dilandasi pengetahuan yang mendalam, itu hanya kerjaan orang yang sembrono dan tergesa-gesa. Sementara tergesa-gesa itu dari Syaitan. Mengakui Syiah juga masih termasuk bagian dari Islam, tidak lantas menjadi keyakinan bahwa Syiah itu yang benar, dan yang selainnya salah. Biarlah yang menentukan siapa yang benar siapa yang sesat menjadi hak preogratif Allah Swt di mahkamah akhirat kelak. Tugas dan kewajiban kita di dunia adalah berlomba-lomba dalam kebajikan.

So, kalaupun yang dilakuan Syiah itu dosa semuanya. Setelah kalian menyampaikan dakwah, maka tertunailah kewajiban kalian. Kalian tidak dimintai pertannggungjawaban dari hasil dakwah kalian (menuai hasil atau tidak, didengar atau tidak), yang dimintai pertanggungjawaban adalah bagaimana cara dan metode kalian mendakwahkan Islam ini. Tidak usah sampai menyebar isu bohong, ancaman Syiah akan mensuriahkan Indonesia, atau akan melakukan makar terhadap NKRI. PKI yang dua kali berbuat makar saja tidak berhasil. DI/TII yang bahkan memiliki kesatuan militer dan persenjataan juga gagal. Apalagi Syiah, yang sekedar melobi negara bertahun-tahun agar mengembalikan pengungsi Syiah Sampang ke kampung halamannya saja tidak berhasil, apalagi untuk makar. 

Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. (Qs. Al-An’am: 69)

Ini saja dulu. Sekali lagi minta maaf jika merepotkan telah membacanya.

Ismail Amin, WNI sementara menetap di Qom






Welcome to My Blog

Tentang Saya

Foto saya
Lahir di Makassar, 6 Maret 1983. Sekolah dari tingkat dasar sampai SMA di Bulukumba, 150 km dari Makassar. Tahun 2001 masuk Universitas Negeri Makassar jurusan Matematika. Sempat juga kuliah di Ma’had Al Birr Unismuh tahun 2005. Dan tahun 2007 meninggalkan tanah air untuk menimba ilmu agama di kota Qom, Republik Islam Iran. Sampai sekarang masih menetap sementara di Qom bersama istri dan dua orang anak, Hawra Miftahul Jannah dan Muhammad Husain Fadhlullah.

Promosi Karya

Promosi Karya
Dalam Dekapan Ridha Allah Makassar : Penerbit Intizar, cet I Mei 2015 324 (xxiv + 298) hlm; 12.5 x 19 cm Harga: Rp. 45.000, - "Ismail Amin itu anak muda yang sangat haus ilmu. Dia telah melakukan safar intelektual bahkan geografis untuk memuaskan dahaganya. Maka tak heran jika tulisan-tulisannya tidak biasa. Hati-hati, ia membongkar cara berpikir kita yang biasa. Tapi jangan khawatir, ia akan menawarkan cara berpikir yang sistematis. Dengan begitu, ia memudahkan kita membuat analisa dan kesimpulan. Coba buktikan saja sendiri." [Mustamin al-Mandary, Penikmat Buku. menerjemahkan Buku terjemahan Awsaf al-Asyraf karya Nasiruddin ath-Thusi, “Menyucikan Hati Menyempurnakan Jiwa” diterbitkan Pustaka Zahra tahun 2003]. Jika berminat bisa menghubungi via SMS/Line/WA: 085299633567 [Nandar]

Popular Post

Blogger templates

Pengikut

Pengunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Ismail Amin -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -