Archive for September 2015
Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar
kata Ka’bah?. Bagi yang belum pernah melihat atau mendapatkan informasi tentang
Ka’bah kecuali bahwa Ka’bah sebagai arah kaum muslimin menghadapkan wajahnya
ketika berinteraksi ‘intim’ dengan Tuhannya, adalah wajar jika membayangkan
Ka’bah adalah sebuah bangunan yang megah dan indah. Itupula yang saya bayangkan
tentang Ka’bah di usia belum balighku dulu. Saya bayangkan Ka’bah berupa istana
megah, sebuah karya arsitektur yang indah, dibangun dengan cita rasa estetika
yang tinggi, penuh dengan ornamen-ornamen yang mahal, bisa jadi terbuat dari
emas, berlian atau pecahan-pecahan intan permata, penuh dengan warna-warna yang
menyejukkan mata. Pernah pula saya bayangkan dia berupa bangunan semacam menara
yang menjulang tinggi dimana didalamnya terkubur seorang tokoh manusia yang
penting, bisa seorang pahlawan, raja, imam, atau malah Nabi.
Tapi ternyata tidak! yang kita saksikan
dari Ka’bah hanyalah bangunan kubus yang sama sekali tidak memiliki keindahan
arsitektural, seni atau kualitas yang biasa kita saksikan pada
bangunan-bangunan yang diklaim sebagai keajaiban dunia, tidak ada warna-warni
sama sekali. Bangunan ini hanya terbuat dari batu-batu hitam keras yang
tersusun dengan cara yang sederhana, dengan kapur putih sebagai penutup
celah-celahnya. Dan di dalam bangunan persegi itu, pernah kubayangkan ada
bongkahan sesuatu yang selama ini dikejar-kejar manusia sebut saja, emas, intan
permata, atau mutiara manikam. Atau di dalamnya ada manusia tempat mencurahkan
perhatian, perasaan, tempat meminta wejangan dan nasihat agar lurus dalam
menjalani kehidupan. Sekali lagi semuanya itu terbantahkan, ternyata didalamnya
tidak ada-apa, sama sekali kosong! Tidak ada sesuatupun juga. Bisa jadi ketika
melihatnya timbul pertanyaan dan keraguan benarkah bangunan ini pusat agama,
shalat, cinta, hidup dan kematian kita? Benarkah Kubus yang yang tanpa dekorasi
ini adalah arah kaum muslimin menghadapkan wajahnya di dalam shalatnya,
benarkah dia pusat eksistensi, keyakinan, cinta dan kehidupan manusia bahkan ke
arah ini pula kaum muslimin yang mati dikuburkan? Apa yang dicari oleh mereka
yang berseliweran disekelilingnya, yang seolah melupakan segala yang
dimilikinya, ditempat itu mereka menumpahkan perasaan, tangis dan air mata,
bersimpuh penuh pengharapan, merendahkan diri serendah-rendahnya, menciumnya
dengan penuh perasaan cinta dan sedari sana timbul kerinduan mendalam untuk
kembali ?.
Abrahah pun heran dengan Ka’bah ini, ia
berusaha menyaingi, dengan membangun tempat peribadatan yang lebih megah dan
terbuat dari ornament yang sangat mahal bahkan bagi peziarah ia janjikan hadiah
yang banyak, tetap saja Ka’bah ramai dengan kerumunan orang. Kedengkiannya
semakin besar, ia bermaksud meruntuhkan Ka’bah, dengan ribuan pasukan yang
menunggang gajah ia menuju Makkah, kota tempat Ka’bah berdiri tegak. Ia dan
pasukannya menyangka akan mendapatkan perlawanan hebat dari penduduk Makkah
yang tidak ingin rumah ibadahnya dihancurkan. Setibanya disana, ia malah
mendapatkan tontonan yang membingungkan, tidak ada satupun penduduk Makkah yang
menjaga atau berusaha melindungi Kabah, semuanya menyelamatkan diri ke
bukit-bukit. Bahkan Abdul Muthalib, pembesar kaum Qurays menghadap ke Abrahah
hanya untuk mengambil unta-unta yang dirampas pasukan Abrahah. Tentang ini
Abdul Muthalib, Kakek Rasulullah hanya menjawab singkat, “Unta-unta ini milik
kami, karenanya kami harus mengambilnya kembali, sedangkan Ka’bah adalah rumah
Allah, Dia sendirilah yang memberinya penjagaan”. Ya, Ka’bah, bukan milik
siapa-siapa, ia milik Tuhan seutuhnya, tidak diberikan kesiapapun, tidak
diamanahkan apalagi diwariskan.
Patut engkau ketahui, meskipun rumah Allah,
Ka’bah tetap hanyalah bangunan. Hanyalah kumpulan batu gunung yang hitam pekat.
Ka’bah bukanlah tujuan dari kedatanganmu. Kesederhanaan Ka’bah yang kamu lihat
di hadapanmu mengingatkan akan tujuan perjalananmu. Ka’bah adalah penunjuk
arah. Ada hal lain yang harus menjadi tujuan akhir perjalananmu. Gerakan abadi
yang kamu lakukan adalah gerakan menuju Allah, bukan menuju Ka’bah. Kamu datang
untuk memenuhi undangan Allah. Setiap orang diantara kalian harus mengenakan
pakaian yang telah ditentukan, kamu tidak memiliki dirimu lagi, kamu harus
meleburkan diri dan tidak boleh memasuki rumah suci ini jika engkau masih
terikat dengan dirimu, masih memikirkan dirimu sendiri. Kesederhanaan Ka’bah
menunjukkan betapa kemewahan dan kemegahan bukanlah tujuan hidupmu. Ka’bah
adalah Baitullah, rumah Allah. Dibangun oleh Ibrahim atas perintah-Nya. Ketika
kau menghadapnya sesungguhnya merupakan tamparan keras buatmu, buatmu yang
membangun rumah dengan penuh ornamen mahal yang hanya akan membuatmu
pongah.
Haji, Menghampiri Allah
Kota Mekkah disebut juga “Bait-Atiq”.
Atiq berarti bebas. Kota ini tidak dimiliki siapapun juga. Tak seorangpun
berhak menguasainya. Kota ini milik Allah ‘sepenuhnya’. Dengan beberapa
ketentuan seorang muslim ketika bepergian atau melakukan perjalanan jauh dari
rumahnya boleh menyingkat shalat-shalatnya atau menggabungkannya. Tetapi di
kota Mekkah, darimanapun engkau datang dan betapapun jauhnya perjalanan yang
engkau tempuh, shalatmu harus sempurna dan tidak boleh disingkatkan. Sebab
kedatanganmu karena memenuhi panggilan, kamu bukanlah tamu, Mekkah negerimu
sendiri, kamu tidak sedang bepergian jauh, kamu melakukan perjalanan pulang ke
negerimu. Kedatanganmu disambut layaknya seorang sahabat dan anggota keluarga
Allah yang telah lama pergi, dan pulang kembali. Kembalilah engkau kepada-Nya,
dengan penuh kecintaan dan kerinduan.
Tidakkah engkau mendengar seruan Ibrahim
: "Dan serulah manusia untuk melakukan Haji. Mereka akan datang kepadamu
dengan bertelanjang kaki atau dengan menunggang unta yang kurus yang datang
dari segenap penjuru yang jauh." (Qs. 22 : 27) "Dan kepunyaan
Allah-lah Kerajaan langit dan bumi dan kepada Allahlah kembali semua makhluk."
(Qs. 24 : 42) Engkau harus menghadap dan pulang kepadanya dengan penuh
ketulusan hati, tidak dikotori oleh motif-motif lain. Ketulusan hati itu tampak
jelas dalam ayat Al-Quran yang memerintahkanmu berhaji. ''Karena Allah SWT,
wajib bagi manusia untuk menunaikan ibadah haji, yaitu bagi orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke baitullah.'' (QS Ali Imran: 97). ''Dan sempurnakanlah
ibadah haji dan umrah karena Allah SWT.'' (QS Al-Baqarah: 196).
Perintah haji
dalam dua ayat di atas, ditekankan harus lillah, tulus karena Allah SWT.
Redaksi demikian tidak ditemukan di ayat lain yang isinya perintah untuk
beribadah, seperti shalat, zakat, dan puasa. Meskipun, pada dasarnya semua
ibadah harus lillah, terlebih lagi haji yang menuntut perjuangan dan
kerja keras, menguras apapun yang menjadi milikmu, lahir dan batin dalam waktu
yang tidak sedikit. Ibadah haji mencerminkan kepulangan seorang manusia kepada
Allah yang mutlak, yang tidak memiliki keterbatasan dan yang tak diserupai oleh
sesuatu apapun. Pulang kepada Allah merupakan sebuah gerakan menuju
kesempurnaan, kebaikan, keindahan, kekuatan, pengetahuan, nilai dan
fakta-fakta.
Dengan melakukan perjalanan menuju keabadian ini manusia tidak
akan “sampai” kepada Allah; Dia hanya memberikan petunjuk yang benar, tapi Dia
bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai. Menunaikan haji sama halnya
menjumpai sahabat-terbaik yang telah menciptakan manusia sebaik-baik ciptaan
dari makhluk lain. Allah sedang menantikan. Dengan demikian kamu pun harus
mencoba untuk meninggalkan istana-istana kebesaran, gudang-gudang kekayaan dan
kuil-kuil yang menyesatkan. Manusia – melalui ibadah haji, akan melepaskan diri
dari perbuatan serigala (sebuah tindakan penindasan bagi orang-orang yang
dipimpinnya).
Hijir Ismail
Di sebelah barat Ka’bah ada sebuah tembok
rendah yang berbentuk setengah lingkaran dan menghadap ke Ka’bah. Bangunan ini
disebut Hijir Ismail. Hijir bisa berarti pangkuan juga bisa diartikan pakaian
wanita sebelah bawah. Tersebutlah dalam riwayat, Hajar adalah perempuan Ethopia
yang miskin. Ia sahaya dari Sarah istri Ibrahim. Hajar dinikahi Ibrahim untuk
memperoleh anak. Lahirlah Ismail. Kecemburuanlah yang membuat Sarah meminta
Ibrahim untuk ‘mengusirnya’. Oleh Ibrahim, dibawalah Hajar dan Ismail, yang
ketika itu masih bayi ke padang pasir yang luas, tidak terdapat apa-apa.
Di
atas pangkuan Hajarlah Ismail di besarkan. Hijir Ismail, adalah bangunan di
samping Ka’bah, tempat Hajar membesarkan Ismail, dan di situ pula Hajar, ibunda
Ismail dikuburkan. Dan Allah memerintahkanmu agar ketika melakukan thawaf juga
mengelilingi Hijir Ismail dan tidak hanya mengelilingi Ka’bah saja, jika tidak
demikian ibadah haji yang kamu lakukan tidak diterima Allah SWT. Subhanallah,
kuburan seorang sahaya perempuan hitam Afrika merupakan bagian dari Ka’bah, dan
hingga kiamat nanti manusia-manusia senantiasa akan berthawaf mengelilinginya.
Betapa anehnya, kepada hambanya yang terhina, terlemah dan terusir di antara
makhluk-makhluk-Nya, Allah memberikan tempat di sisiNya. Dia datang,
memerintahkan kepada Ibrahim untuk dibuatkan rumah, dan meminta dibangunkan di
sebelah rumah Hajar. Allah memilih menjadi tetangga seorang perempuan hitam
yang terusir. Ali Shariati menuliskan : Di antara semua manusia; Dia memilih
perempuan Di antara semua perempuan; Dia memilih seorang budak Di antara semua
budak; seorang sahaya yang berkulit hitam
Ketika kau mengetahui bahwa sesungguhnya
ritual-ritual haji yang kamu lakukan adalah untuk memperingati Hajar, seorang
budak perempuan hitam yang dihinakan dan diremehkan, masihkah engkau merasa lebih
tinggi dari manusia selainmu? Masih beranikah engkau sepulang dari ritual
hajimu kau membanggakan diri dan acuh terhadap kehidupan mereka yang
terpinggirkan secara sosial? Allah datang dan memilih bertetangga dengan
seseorang yang senantiasa terhina, kalau kamu bisa jadi lain, kamu datang untuk
menggusur mereka, karena bagimu mereka mengotori bangunanmu…
Wallahu ‘alam bisshawwab.
[tulisan ini salah satu item yang termuat dalam buku "Dalam Dekapan Ridha Allah" terbitan Intizar Press, Makassar 2015]
Syamsi Ali, Dai Rendah Hati Meski Dakwah Mendunia
Senin, 07 September 2015
Posted by ismailamin
Tag :
Sosok,
Wahdah Islamiyah
Ada yang menarik dari ustad Syamsi Ali. Meski
telah mengislamkan ribuan non muslim di benua Amerika dan Eropa tetap saja ada
yang nyinyir. Kenapa? beliau dianggap tidak layak jadi Imam Masjid oleh warga
Arab di AS, karena katanya non Arab tidak layak mengimami muslim Arab. Ia bukan
hanya tidak berjenggot, tapi malah pelihara kumis. Ia tidak mengenakan jubah
apalagi surban, sebagaimana umumnya imam-imam masjid besar. Ia juga dituding
anggota FBI dan kaki tangan AS yang karena sikap kerasnya terhadap
gerakan-gerakan intoleran dianggap menghambat dakwah Wahabi di AS.
Keakrabannya dengan tokoh-tokoh agama non
Muslim, termasuk Rabbi Yahudi, bahkan sampai menulis buku bersama,
menjadikannya ia disebut sebagai agen Zionis. Kebiasaannya berceramah di Gereja
dan menyampaikan Islam di pertemuan-pertemuan Kristiani, membuatnya dituduh
melakukan gerakan pemurtadan terselubung. Bahkan pembelaannya terhadap Syiah,
membuat dia dimusuhi kelompok takfiri dan akhirnya rela menyerahkan jabatannya
sebagai Imam Masjid ICC New York, demi konsistensinya mendakwahkan Islam yang
ramah dan bersahabat bagi semua orang yang mencintai perdamaian. Baginya,
jabatan dan kedudukan bagi seorang dai tidaklah penting, yang terpenting adalah
tetap memegang teguh kebenaran yang diperjuangkannya.
Ia pernah dikecam habis-habisan oleh kelompok
muslim radikal, karena ia mengizinkan ruang bawah tanah masjid untuk dijadikan
latihan band anak-anak muda muslim NY. Menurut ustad enam anak ini, itu lebih bisa
mengajak anak-anak muda tersebut shalat berjamaah di masjid setiap waktu shalat
tiba. Sikap tolerasinya yang tinggi terhadap non muslim dan kedekatannya dengan
anak-anak muda AS, membuat seorang ulama Afrika Selatan sampai memfatwakan
keharaman untuk hadir dimajelis ceramah-ceramahnya dan menjadi makmum dalam
jamaah yang diimaminya.
Ia tidak bergeming dari jalan dakwah yang dipilihnya. Ia tetap mengembangkan dakwah dengan caranya yang inklusif, toleran, ramah dan penuh persahabatan menjadikan dakwahnya disukai baik oleh muslim Indonesia di AS, maupun warga muslim asing dan AS sendiri termasuk oleh komunitas non muslim. Pelan-pelan, lewat keterbukaan dakwahnya, Islam mulai diterima di AS dan tidak lagi dipandang sebagai agama teroris pasca tragedi WTC 11 September 2011 yang menyisakan traumatik yang mendalam bagi warga AS.
Ia menulis buku, "Menebar Damai di Bumi Barat" satu dari empat bukunya. Ia mengisi dialog-dialog antar agama diseantero Eropa dan Amerika. Ia perkenalkan Islam yang mampu hidup bersama membangun peradaban yang lebih manusiawi dengan penganut agama apapun. Di Indonesia ia tidak begitu dikenal, Fanspagenya saja, hanya dilike 16 ribu orang, kalah jauh dari pencapaian FP Jonru yang dilike sampai 600 ribu orang. Tapi keduanya memang tdk bisa dibandingkan, Ustad Syamsi Ali [oleh media Barat ia disebut Imam Shamsi Ali] telah mengislamkan ribuan non muslim, sementara Jonru malah mengkafirkan kurang lebih 200 juta muslim karena kengototannya menyebut Syiah itu bukan muslim, sambil menutup mata, ratusan ribu umat Syiah naik haji tiap tahun ke tanah suci Mekah.
Wikipedia Indonesia menceritakan tentangnya, tidak
lebih dari 3 paragraf, tanpa satupun foto, tanpa sumber rujukan, hanya dibuat
ala kadarnya. Tidak sebagaimana Wikipedia berbahasa Inggris yang menyajikan
profilnya secara detail, dari mulai kelahiran, riwayat pendidikan, karir dakwah
sampai penghargaan-penghargaan internasional yang diraihnya dengan 25 sumber
rujukan media nasional maupun asing.
Dengan tubuhnya yang kecil, ia memang tidak
merasa perlu membesar-besarkan diri atas kerja-kerja dakwah yang dilakukannya. Tapi
warga Indonesia di AS sangat tahu itu. Dia diberi gelar yang sangat prestesius,
IMAM BESAR.
Ia tetap sosok yang rendah hati, setiap pulang
kampung, ia senyap dari pemberitaan, kalaupun muncul, itu karena namanya
disebut sebagai pembicara sebuah seminar atau acara-acara yang membedah bukunya di
kota. Itupun masih
kurang populer dari Ust. Felix Siaw. Padahal di AS, Koran-koran
yang memuat artikel Islamnya laku keras bak kacang goreng. Ia tidak melupakan kampung halamannya di tanah
Kajang, Bulukumba Sulawesi Selatan, Setiap pulang, ia tetap bersedia menjadi imam masjid kampung
dan berceramah dengan bahasa Bugis untuk masyarakat di tanah kelahirannya. Ia
tetaplah Utteng [nama kecilnya] yang dulu dikenali teman-teman masa kecilnya.
Tidak ada kebanggaan intelektual sama sekali.
Ia bisa saja menjadi sangat kaya
jika mau dan memamerkannya. Tapi ia tetap hidup sederhana. Ia tidak pernah berpose menaiki moge,
atau bercerita ke media bagaimana rasanya menunggagi Lamborghini saat diundang
berceramah. Tapi dialah yang pertama bahkan satu-satunya dai Indonesia yang
menyampaikan dakwah Islam secara langsung, dihadapan tiga presiden Amerika
Serikat, Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama. Dia
dai Indonesia pertama yang muncul dan diwawancarai di sejumlah stasiun TV
Internasional, di ABC, PBS, BBC World, CNN, Fox News, National Geographic,
al-Jazeera, dan Hallmark Channel. Artikel-artikelnya mengenai Islam dimuat di Koran-koran
terkemuka Amerika. Ia didaulat sebagai tokoh muslim paling berpengaruh di kota
New York oleh New York Magazine pada tahun 2006. Tidak cukup dengan itu, ia
termasuk dari 500 tokoh paling berpengaruh di dunia, selama 3 tahun berturut-turut,
2009 sampai 2011 versi Universitas Georgetown.
Saat ini, tiba-tiba ia diperbincangkan di Indonesia.
Bukan karena ia baru saja mengislamkan non muslim, tapi karena ia mendapatkan
ancaman somasi dari Fadli Zon, wakil ketua DPR RI yang terhormat. Kritikannya
terhadap kehadiran sejumlah petinggi DPR RI di konferensi pers Donal Trump yang
mengkampenyakan dirinya sebagai bakal calon Presiden AS tentu sangat beralasan.
Dukungan terhadap Donal Trump, akan meruntuhkan dakwah Islam di AS yang selama
ini dirintis dan dibangunnya. Donal Trump bukan saja berbisnis dibidang real
state namun juga perjudian. Sebagai raja
judi di AS, tentu akrab dengan bisnis minuman keras, wanita penghibur dan
sekelasnya. Sementara itulah yang ditentang dan dilawan Ust. Syamsi Ali sejak
memulai dakwahnya di AS tahun 1996.
Bukan hanya itu Donal Trump juga anti
Islam. Ia sering mengeluarkan pernyataan yang memicu kontroversial dan
menyakiti hati umat Islam. Bahkan pada tahun 2015, Trump dianugerahi "Liberty
Award" pada acara "Algemeiner Jewish 100 Gala" sebagai bentuk
penghargaan atas kontribusi positifnya dalam hubungan antara Amerika Serikat
dan Israel. Mengharapkannya
menjadi Presiden AS adalah mimpi buruk bagi dakwah Islam di AS. Ustad Syamsi
Ali berteriak keras di media, ia protes, bukan karena hendak merusak karir
politik Fadli Zon, ia bahkan bukan seorang politisi, tapi karena dakwahnya
diusik. Mengiyakan rakyat Indonesia menyukai Donal Trump adalah kesalahan fatal
yang tidak hanya cukup dengan meminta maaf saja.
Ustad
Syamsi Ali tidak ingin populer melalui polemik, tidak sebagaimana aktivis
dakwah online yang hari ini membanggakan likers FPnya yang telah menembus angka
600 ribu karena keberhasilannya membuat sesuatu yang kontroversi. 16 Jam lalu
dari tulisan ini dibuat, ustad Syamsi Ali menulis pesan di FPnya:
Dear teman-teman, kalau dalam bahasa
Al-qurannya: "maa alaika illal balaagh" (kewajiban kamu hanya
menyampaikan saja). Dan "alaa fahal qad ballaghtu" (ya Allah tidakkah
saya sudah sampaikan)?
Selebihnya biarlah Allah yang menilai, lalu
juga masyarakat menilai apa sesunguhnya di hati dan pikiran kita masing-masing.
Ketika berkata, bersikap, bagi seorang yang beriman dengan Allah, semua itu
akan dipertanggung jawabkan.
Saya mau hentikan ini karena terlalu banyak
dukungan, bahkan pujian. Khawatir niat saya bergeser dari keinginan memperbaiki
ke keinginan membusungkan dada dan merendahkan orang lain.
Untuk itu,
dengan ini saya nyatakan masalah ini saya akhiri. Insya Allah semangat amar
ma'ruf nahi mungkar takkan surut. Untuk saat ini saya khawatir jika hati ini
terjangkiti penyakit riya....
Ini juga bukan sekedar diskusi untuk
menang-menangan. Tapi untuk menjadi pelajaran untuk kita semua melangkah ke
depan yang lebih baik.
Terima kasih kepada semua yang telah mendukung
langkah saya. Dan maaf kepada siapa saja yang kira-kira karena apapun kurang
berkenang dengannya.
Sekali lagi saya bukan politisi dan tidak punya
kepentingan politik apa-apa. Saya hanya ingin melihat bangsa dan negara saya
maju, kuat, sehebat bangsa-bangsa besar lainnya.
Perjuangan masih panjang!
Terima kasih dan wallahu ya'fu an katsiir!
***
Iya benar ustad, banyaknya dukungan dan pujian
bukan untuk dibanggakan dan dirayakan, bukan pula untuk dibuatkan
branding khusus untuk dipamer-pamerkan. Banyaknya pendukung dan pemuji bukan
untuk dimenang-menangkan. Ia justru menjadi ujian, apakah pendukung itu bisa
diajak untuk mengembankan dakwah Islam yang cinta damai atau untuk diajak
saling membenci satu sama lain.
Perjuangan
masih panjang. Masih banyak yang belum mengenal Islam dengan baik. Termasuk
masih banyak dai yang memperkenalkan Islam justru dengan cara-cara yang tidak
baik.
Sesama warga Bulukumba, saya ingin suatu hari bertemu di masjid kampung
di Butta Panrita Lopi, mencium tanganmu dan menimba ilmu banyak darimu.
PERNYATAAN ULAMA-ULAMA SUNNI IRAN MENGENAI IRAN, KONSPIRASI MUSUH, ISIS DAN PERSATUAN ISLAM
Sabtu, 05 September 2015
Posted by ismailamin
Dari dulu Khurasan adalah kota yang diperhitungkan dan disegani. Banyak ulama Ahlus Sunnah yang terlahir dari kota ini, sebut saja Imam Muslim [penulis kitab Sahih Muslim], Imam Hakim [penulis kitab Mustadrak al Hakim] dan Imam al-Ghazali [penulis kitab Ihya Ulumuddin], sampai saat ini, meski sebagian Khurasan masuk dalam wilayah Iran, namun itu tidak mematikan perkembangan dan dakwah Ahlus Sunnah di Khurasan. Prof. Imam Suprayogo [Mantan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang] dan sejumlah tokoh Islam Indonesia lainnya pernah mengunjungi salah satu pesantren Ahlus Sunnah di Khurasan Iran. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri, ada penyelewengan fakta yang selama ini diumbar oleh sejumlah aktivis Islam di Indonesia, bahwa Sunni di Iran tertindas dan dakwahnya dikekang. Di Khurasan sampai saat ini masih berdiri bejibun pesantren, sekolah-sekolah agama bahkan universitas Islam Sunni.
Berikut diantara ulama Ahlus Sunnah Khurasan Iran yang memberikan pernyataannya mengenai Iran, ISIS, konspirasi musuh dan persatuan Islam.
Dari kiri ke kanan sesuai arah jarum jam:
SYAIKH MAULAWI TAWAKKULI hfz, Imam Masjid Raya Ahnaf kota Taibad, provinsi Khurasan, Republik Islam Iran.
“Kebangkitan Islam disejumlah negara seperti Tunisia, Mesir, Libia dan Yaman sedikit banyaknya dipengaruhi oleh kebangkitan Islam di Iran. Ini yang dikhawatirkan Barat jika itu terjadi sepenuhnya dinegara-negara muslim. Oleh karena itu mereka membuat ISIS, yang bekerja untuk kepentingan mereka. ISIS membuat kacau disejumlah negara muslim, membunuhi orang-orang Islam sendiri, sehingga negara-negara muslim tercegah dari kebangkitannya.”
SYAIKH MAULAWI HAIDARI hfz, imam Masjid Raya Malik Mulk kota Taibad, provinsi Khurasan.
“Kemenangan revolusi Islam di Iran adalah pelajaran bagi negara-negara tertindas, bahwa mereka bisa memperjuangkan haknya jika bersatu. Republik Islam Iran adalah contoh, bahwa sunnah dan modernitas bisa diselaraskan, nasionalisme dan islamisme bisa disinkronkan, bahwa negara Islampun bisa mencapai kemajuan sains dan tekhnologi. Iran telah merontokkan propaganda Barat, bahwa seorang muslim harus identik dengan kejumudan dan keterbelakangan, dan harus bergantung pada kemajuan tekhnologi Barat. Iran telah mengajarkan pada dunia, bahwa kebebasan dan kemandirian harus diraih, karena itu satu-satunya solusi paling efektif untuk menghantam musuh. Karena itu semua proyek dan agenda Barat saat ini, adalah agar negara-negara tertindas menjauhi bahkan memusuhi Iran.”
SYAIKH MAULAWI ABDUL BARI SALIHI hfz, Rektor Universitas Madhzhar al-Tauhid Taibad provinsi Khurasan.
“Kemenangan revolusi Islam Iran telah mengubah peta geopolitik udunia. Kemenangan tersebut diraih oleh persatuan umat Islam di Iran. Kediktatoran dapat diruntuhkan oleh persaudaraan dan kebersamaan. AS dan Barat tidak mampu menghalangi kemajuan Iran yang didapatnya dengan persatuan, karena itu mereka harus menempuh taktik pecah belah. Persatuan adalah harga mati bagi kemajuan Islam dimasa depan.”
SYAIKH MAULAWI ABDUL KARIM ALI BAAI hfz, Mudir Madrasah Darul Ulum Islami kota Masyhad Khurasan.
“Kemenangan revolusi Islam Iran adalah gerakan Islam terbesar abad ini yang memberi pengaruh besar pada kebangkitan di dunia Islam. Syiarnya adalah bukan Barat dan bukan Timur, melainkan kemerdekaan.
Musuh bersama kita hari ini, adalah AS dan Israel, mereka sangat getol ingin mencegah kebangkitan umat Islam, dan berupaya kembali hendak menjajah Iran karena itu tidak ada solusi lain untuk mengubur mereka selain menjadikan mereka musuh bersama.
Pencapaian Iran yang membuat geram pihak musuh adalah aib dan niat busuk mereka tersingkap oleh Iran dihadapan negara-negara Islam. Bahwa mereka tidak sekuat yang dibayangkan. Bahwa kemajuan yang mereka capai, juga bisa dikejar oleh kemandirian Iran. Karena Iran mengharumkan nama Islam, makanya mereka merekayasa ISIS untuk mencitrakan Islam adalah agama teror dan anti kemajuan.
ISIS mengacau dinegara-negara Islam, bukan dinegara-negara Barat. Mereka membawa bencana bagi umat Islam di Suriah dan Irak. Mereka mengusung agenda-agenda perpecahan untuk memuluskan kepentingan musuh-musuh Islam. Mengapa kita tidak juga sadar, bahwa persatuan adalah keniscayaan dalam menghadapi permusuhan anti Islam?”
Berikut link kesaksian dari Prof. Imam Suprayogo atas kunjugannya ke Khurasan Iran:
Katanya Iran punya senjata-senjata mutakhir, menguasai tenaga nuklir, yang jika berperang dengan Israel, akan mampu merontokkan Israel dan menghapusnya dari peta dunia… tapi mengapa tidak melakukannya juga?
pertama, kok menuntut Iran yang menyerang Israel, kenapa tidak menuntut Saudi, Turki, UEA, Kuwait, Qatar, Mesir bahkan Pakistan yang dengan gagahnya menyerang Yaman yang miskin dengan ratusan jet tempur dan kapal perang namun bungkam didepan kekejian Israel atas Palestina?
kedua, kau menuntut Iran menyerang Israel disaat yang sama kau menuding Iran bukan Negara Islam bahkan berkoalisi dengan Israel untuk menghancurkan Islam. ini namanya inkonsisten.
Lantas?
Yang seharusnya kau [baca: orang2 Indonesia] lakukan, tuntut Saudi dan negara2 Arab lainnya untuk bersatu mengepung Israel, ancam Israel segera angkat kaki dari Palestina, jika tidak, JIHAD!!! tidak ada yang perlu kau takuti, kecuali Allah Swt…
sebelum melakukan agresi atas Israel, langkah pertama yang mesti dilakukan negara2 Arab adalah menutup pangkalan2 militer AS diwilayah2 mereka. Mereka harus berani memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dalam bentuk apapun, termasuk berlakukan embargo atas AS, semua Negara dijazirah Arab tidak boleh menjual minyaknya ke AS satu tetespun. ASlah yang butuh dengan negara2 Arab, bukan sebaliknya. Sekarang tanpa AS, Israel hanyalah Negara kecil yang tidak berdaya. AS bisa apa? kalau mereka tidak punya pangkalan militer lagi di Timur Tengah…
Iran? Suriah? Irak? Hizbullah Lebanon? ajak ikut serta, untuk membuktikan memang mereka bagian dari barisan Islam dan mereka sungguh2 mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan mau mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan untuk itu, bukan no action talk only…
oh iya, mungkin kau akan berpikir, Iran yang Syiah bukannya musuh dalam selimut? terlalu beresiko mengajaknya perang dalam satu barisan dengan kaum muslimin, besar kemungkinan dia jadi pengkhianat dan mata2 bagi musuh… oke… kita kembali ke awal..
Bukannya Iran bisa produksi senjata sendiri.. nah tuntut negara2 Arab untuk mengirim ilmuan2 dan tekhnisi keIran untuk mempelajari cara buat senjata… atau jika negara2 Arab itu tidak punya ilmuan, tuntut ilmuan2 Iran yang ke Negara-negara Arab untuk membantu terlibat dalam memproduksi senjata yang pabriknya di negara2 Arab… jika tidak bisa juga, maka cara paling efektif… beli senjata produksi Iran, bukan buatan AS dan musuh2 Islam…
Nah dari sini, akan terbukti, apa Iran memang tulus dalam perjuangannya membela Palestina, apa propaganda persatuan Islam yang dikampanyekannya memang benar motif karena imannya memang mewajibkan itu, ataukah Iran memang hanya serigala berbulu domba yang seia sekata dengan Israel tapi pura2 bermusuhan…
Itu yang harus kau lakukan, bukan menuntut Iran serang Israel, sedang negara2 Arab kau biarkan ongkang2 kaki dan berakrab ria dengan AS yang justru semakin memperkuat eksistensi Israel… betapapun dasyhatnya kekuatan militer Iran, tanpa kerjasama dan dukungan dari negara2 tetangganya, Iran akan tetap sulit mencapai misinya menaklukkan Israel, bahkan bisa jadi, Saudi dan koalisinya yang balik menghantam Iran dengan isu Sunni-Syiah… itu zalim namanya…
Karenanya, langkah tercerdik, adalah tuntaskan agenda persatuan ummat…jangan berputar2 dan mau disibukkan dengan isu2 mazhab, oleh perbedaan sunni-syiah… manfaatkan kemajuan2 tekhnologi dan sains yang telah dicapai Iran untuk ditularkan kenegara2 Muslim lainnya… tolak paham2nya Iran yang berbeda dengan Sunni… jangan malah bertindak bodoh, menolak apapun yang ditawarkan Iran, hanya karena mereka Syiah…
Sunni-Syiah bersatu, hantam musuh2 Islam… bebaskan Palestina… bebaskan al Quds… insya Allah…
Itu…